Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

BENTUK KEARIFAN LOKAL

Gambar
Bentuk Kearifan Lokal Di Indonesia Haryanto ( 2014:212) menyatakan bentuk-bentuk kearifan lokal adalah Kerukunan beragaman dalam wujud praktik sosial yang dilandasi suatu kearifan dari budaya. Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat dapat berupa budaya (nilai, norma, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus). Nilai-nilai luhur terkait kearifan lokal meliputi Cinta kepada Tuhan, alam semesta beserta isinya,Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri, Jujur, Hormat dan santun, Kasih sayang dan peduli, Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah, Keadilan dan kepemimpinan, Baik dan rendah hati,Toleransi,cinta damai, dan persatuan. Menurut Jim Ife (2002) menyatakan bahwa kearifan lokal terdiri dari lima dimensi yaitu : 1.       Pengetahuan Lokal. Setiap masyarakat dimanapun berada baik di pedesaan maupun pedalaman selalu memiliki pengetahuan lokal yang terkait dengan lingkungan hidupnya. Pengetahuan lokal terkait dengan perubahan

POTENSI KEARIFAN LOKAL DI INDONESIA

Gambar
  A. Kearifan lokal dalam sumber daya masyarakat Menurut Lampe dalam pawati (2012) kearifan lokal merupakan salah satu warisan budaya yang ada di masyarakat (tradisional) dan secara turun-temurun dilaksanakan oleh masyarakat yang bersangkutan. Kearifan lokal tersebut umumnya berisi ajaran untuk memelihara dan memanfaatkan sumber daya alam (hutan, tanah, dan air) secara berkelanjutan. Cukup banyak wilayah yang memiliki kearifan lokal berbasis lingkungan di Indonesia. Salah satu kearifan lokal berbasis lingkungan tersebut ada di Pulau Belitung dalam tradisi Nirok Nanggok. Nirok Nanggok adalah budaya masyarakat Belitung di daerah pedesaan yang dilaksanakan pada musim kemarau panjang antara bulan Agustus sampai bulan Oktober, pada saat sungai-sungai dan rawa mengering. Nirok Nanggok merupakan kegiatan mencari ikan dengan menggunakan Tirok (sejenis tombak bermata besi runcing) dan Tanggok (sejenis jala kecil dengan gagang dari kayu). Kegiatan ini biasanya dilakukan beramai-

FAKTOR PERUBAHAN SOSIAL

Gambar
           A.    FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN SOSIAL Perubahan tidak datang dengan sendirinya, tetapi terjadi melalui interaksi sosial harian dan bila dikaitkan dengan pemikiran Dahrendorf, maka unsur dominasi menjadi salah satu penyebab terjadinya perubahan. Ada begitu banyak faktor pemicu adanya perubahan sosial, namun yang paling umum terjadi adalah karena bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri atau faktor internal dan yang bersumber dari luar masyarakat atau faktor eksternal. Begitu juga dengan siapa yang menjadi aktor dibalik munculnya suatu perubahan sosial. Dalam bahasan umum sumber perubahan sosial seringkali didasarkan pada dua sumber pokok, yakni internal (dalam) dan external (luar). Adapun sebab-sebab terjadinya perubahan sosial dari faktor internal menurut (Donatus Patty,2005)   antara lain: 1.       Penduduk, perubahan jumlah penduduk seperti bertambahnya jumlah penduduk karena transmigrasi dapat mengakibatkan perubahan-perubahan pada struktur masyarakat teru