Pengaruh gobalisasi terhadap kearifan lokal di Indonesia


   Dampak globalisasi terhadap kearifan lokal
a.       Pergeseran dan pergantian manusia
Kehidupan gotong royong masyarakat mulai hilang tatkala gobalisasi bersama perangkat teknologi membangun tembok interaksi masyarakat.
b.      Kebebasan terkekang
Tanpa kendali nilai dan etika atas teknologi, individ, masyarakat dapat mengalami “pemasungan” kebebasan.
c.       Krisis identitas atau kepribadian terimpit
Nilai sebuta sistem kebudayaan yang abtrak berupa aturan berpakaian dan bergaul secara sosial, tidak lagi jad acuan.
d.      Objektivitas manusia
Pola pikir manusia akan berkembang dan setiap manusia akan berfikir lebih rasional dan objektif.
e.       Mentalitas instan (teknologi)
Kemudahan manusia dalam memperoleh pengetahuan atau memiliki sesuatu, renan dengan aksi-aksi instan. Seperti : plagiaris dalam ilmu pengetahuan.
f.        Nilai etika dan moral ditinggalkan (bergeser)
Karena persebaran budaya yang semakin luas akibat adanya globalisasi membuat nilai etika dan moral setempat ditinggalkan dan bergeser pada nilai yang lain. Seperti  cara berpakaian adat sekarang sudah bergeser dengan pakaian ala daerah Barat.

Contoh : 

Kearifan lokal di masyarakat Blora yaitu “Kesenian Tari Tayub”


Tayuban merupakan salah satu seni kebudayaan yang ada di Blora. Berdasarkan keterangan-keterangan yang dapat dikumpulkan, perkataan Tayuban berasal dari kata Tayub, yang menurut keroto boso adalah ringkasan dari kata "ditoto guyub" dan itu adalah bahwa didalam penyajian seni tayuban gerak tari para penari serta gending iringannya diatur bersama supaya serempak berdasarkan kesepakatan dari para pemain ( penari dan penabuh ) dengan para penonton.

Sehingga terwujudlah suatu keakraban dan persaudaraan. Seni Tayuban menggambarkan penyambutan para tamu atau pimpinan yang dihormati oleh masyarakat menurut jenjang kepangkatan mereka masing-masing. Penyambutan itu oleh para pemain wanita yang disebut joget dengan cara menyerahkan sampur ( selendang yang dipakai penari wanita ) atas petunjuk pengarih. Tamu yang menerima sampur atau istilah "ketiban sampur" mendapatkan kehormatan untuk menari bersama-sama dengan joget. Kesenian Tayub merupakan kesenian yang untuk menyambut tamu, ucapan syukur yang di tujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui media sedekah bumi ( bersih desa ) atau keyakinan pada dayang ( penunggu ).


Didalam kelompok seni pertunjukan, tayuban dapat digolongkan tari rakyat tradisional, sifat kerakyatan sangat menonjol, tampak sebagai gambaran dari jiwa masyarakat pendukungnya, yaitu masyarakat pedesaan yang umum dijumpai diwilayah Kabupaten Blora, seperti sifat spontanitas, kekeluagaan, kesederhanaan, sedikit kasar, namun penuh rasa humor.

Sebagaimana ciri khas tari ini yang sudah memasyarakat, maka Tayuban sudah menyebar hampir seluruh Kabupaten Blora. Seni Tayuban pada umumnya dipentaskan pada upacara adat yaitu sedekah desa, sedekah bumi atau upacara adat lain. Juga pada orang punya kerja, memenuhi nadar, khitanan,perkawinan dan sebagainya.


Sumber:
Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal Nusantara: Sebuah Kajian Filsafat., Jurnal Filsafat
Departemen Sosial RI. (2006). MemberdayakanKearifan Lokal bagi Komunitas Adat Terpencil
Zulkarnain, A.Ag., & Febriamansyah, R. (2008).Kearifan Lokal dan Pemanfaatan dan Pesisir., Jurnal Agribisnis Kerakyatan, 1





Komentar

Postingan populer dari blog ini

BENTUK KEARIFAN LOKAL

POTENSI KEARIFAN LOKAL DI INDONESIA

BENTUK PERUBAHAN SOSIAL BERDASAR PROSES DAN SIFAT

STRATEGI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DITENGAH PENGARUH GLOBALSASI

FAKTOR PERUBAHAN SOSIAL

PENGERTIAN, CIRI-CIRI, DAN FUNGSI KARIFAN LOKAL

BATASAN PERUBAHAN SOSIAL

Berbagai Kearifan Lokal di Indonesia dan Pengaruh Globalisasi, Arus Informasi, dan Teknologi dalam Keragaman