PENGERTIAN, CIRI-CIRI, DAN FUNGSI KARIFAN LOKAL



Materi Kelas Xll KD 3.4
KEARIFAN LOKAL


A. Hakikat Kearifan Lokal 
Kearifan lokal masyarakat merupakan hasil dari proses penyesuaian bebuyutan dalam periode waktu yang sangat usang terhadap suatu lingkungan alam kawasan mereka tinggal. Kearifan lokal menjadi tata nilai kehidupan yang terwarisi antargenerasi. 

1. Memahami Makna Kearifan Lokal 
Menurut asal kata, kearifan lokal terbentuk dari dua kata, yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hasan Shadily, local berarti ‘setempat’, sedangkan wisdom yaitu ‘kebijaksanaan’. Makara local wisdom (kearifan setempat) sanggup dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. 

Pada dasarnya kearifan lokal mengacu kepada nilai-nilai dalam masyarakat dan keseimbangan alam. 
a. Menurut Rahyono (2009), kearifan lokal merupakan kecerdasan insan yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman masyarakat. Artinya, kearifan lokal disini yaitu hasil dari masyarakat tertentu melalui pengalaman mereka dan belum tentu dialami oleh masyarakat yang lain.
b. Menurut Apriyanto (2008), kearifan lokal yaitu banyak sekali nilai yang diciptakan, dikembangkan dan dipertahankan oleh masyarakat yang menjadi pedoman hidup mereka.
c. Menurut Warigan (2011), nilai-nilai yang ada kearifan lokal di Indonesia sudah terbukti turut menentukan kemajuan masyarakatnya.
d. Menurut Sibarani (2012), kearifan lokal merupakan suatu bentuk pengetahuan orisinil dalam masyarakat yang berasal dari nilai luhur budaya masyarakat setempat untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat atau dikatakan bahwa kearifan lokal.

Berdasarkan pengertian yang diberikan oleh beberapa jago tersebut, dapatlah kiranya diambil sebuah kesimpulan bahwa kearifan lokal yaitu pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta banyak sekali seni administrasi kehidupan yang berwujud acara yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab banyak sekali perkara dalam pemenuhan kebutuhan komunitas tersebut. 

Dalam istilah asing, kearifan lokal juga sering dikonsepsikan sebagai kebijakan masyarakat setempat. Hal ini terlihat dalam muatan katanya, yaitu local wisdom (kearifan lokal), local knowledge (pengetahuan lokal), atau local genius (kecerdasan setempat). Istilah kearifan lokal atau local genius ini diperkenalkan pertama kali oleh H. Quaritch Wales pada tahun 1951 (Kahn, 1998). Di mana kearifan lokal ini sangat berkaitan erat dengan kondisi geografis atau lingkungan alam. 

Phongphit dan Nantasuwan
Menurut Phongphit dan Nantasuwan, Kearifan lokal adalah pengetahuan yang berdasarkan pengalaman masyarkat turun-temurun antargenerasi. Pengetahuan ini menjadi aturan bagi kegiatan sehari-hari masyarakat ketika berhubungan dengan keluarga, tetangga, masyarakat lain dan lingkungan sekitar.

Fungsi Kearifan Lokal 
Kearifan lokal adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal memiliki kandungan nilai kehidupan yang tinggi dan layak terus digali, dikembangkan, serta dilestarikan sebagai antitesis atau perubahan sosial budaya dan modernisasi. Kearifan lokal produk budaya masa lalu yang runtut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup, meskipun bernilai lokal tapi nilai yang terkandung didalamnya dianggap sangat universal. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas.

Kearifan lokal dipandang sangat bernilai dan mempunyai manfaat tersendiri dalam kehidupan masyarakat. Sistem tersebut dikembangkan karena adanya kebutuhan untuk menghayati, mempertahankan, dan melangsungkan hidup sesuai dengan situasi, kondisi, kemampuan, dan tata nilai yang dihayati di dalam masyarakat yang bersangkutan. Dengan kata lain, kearifan lokal tersebut kemudian menjadi bagian dari cara hidup mereka yang arif untuk memecahkan segala permasalahan hidup yang mereka hadapi. Berkat kearifan lokal mereka dapat melangsungkan kehidupannya, bahkan dapat berkembang secara berkelanjutan.

Adapun fungsi kearifan lokal terhadap masuknya budaya luar adalah sebagai berikut, (Ayat, 1986:40-41):

  1. Sebagai filter dan pengendali terhadap budaya luar. 
  2. Mengakomodasi unsur-unsur budaya luar. 
  3. Mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli. 
  4. Memberi arah pada perkembangan budaya.
Ciri-ciri kearifan lokal tersebut yaitu sebagai berikut (Saragih,2013) 
1) Mampu bertahan terhadap budaya luar 
2) Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar 
3) Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli 
4) Mempunyai kemampuan mengendalikan 
5) Mampu memberi arah pada perkembangan budaya 

Adapun karakteristik kearifan lokal berdasarkan Phongphit dan Nantasuwan yaitu sebagai berikut (Affandy dan Wulandari, 2012) 
1) Memasukkan nilai-nilai yang mengajari masyarakat mengenai etika dan nilai moral 
2) Mengajarkan masyarakat untuk menyayangi alam, tidak merusak alam, dan 
3) Berasal dari anggota-anggota renta masyarakat 

Fungsi Kearifan Lokal 
Menurut Sirtha, kearifan lokal mempunyai banyak sekali fungsi dan makna sebagai berikut (Mariane, 2014) 
1) Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam 
2) Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia, contohnya berkaitan dengan upacara daur hidup, konsep kanda pat rate 
3) Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan 
4) Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan 
5) Bermakna sosial contohnya upacara integrasi komunal/kerabat serta upacara daur pertanian 
6) Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara ngaben dan penyucian roh leluhur, dan 
7) Bermakna politik, contohnya dalam upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron client 

 Bentuk Kearifan Lokal di Indonesia 
Nyoman Sirtha menjelaskan bahwa bentuk-bentuk kearifan lokal yang ada dalam masyarakat sanggup berupa nilai, norma, kepercayaan, dan aturan-aturan khusus. Kearifan lokal berasal dari warisan nenek moyang yang menyatu dalam kehidupan insan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Adapun berdasarkan Teezi, Marchettini, dan Rarosini (Mariane, 2014) hasil selesai dari sedimentasi kearifan lokal yaitu berbentuk tradisi atau agama. Terdapat pendapat lain yang mengklasifikasikan bentuk kearifan lokal ke dalam dua aspek. Bentuk kearifan lokal yaitu berwujud kasatmata (tangible) dan yang tidak berwujud (intangible) (Azan, 2013). Berikut uraiannya. 

a. Berwujud Nyata (Tangible) 
Meliputi beberapa aspek berikut 
a) Tekstual, beberapa jenis kearifan lokal contohnya sistem nilai, tata cara, dan aturan yang dituangkan dalam bentuk catatan tertulis. 
b) Bangunan/Arsitektural, contohnya terdapat dalam seni arsitektur rumah moral suku-suku di Indonesia. 
c) Benda Cagar Budaya/Tradisional (Karya Seni), contohnya patung, senjata, alat musik, dan tekstil. 
b. Tidak Berwujud (Intangible), contohnya petuah yang disampaikan secara lisan dan seni bunyi berupa nyanyian, pantun, kisah yang sarat nilai-nilai aliran tradisional. 

 Potensi Kearifan Lokal di Indonesia 
Beberapa kearifan lokal yang terdapat dalam masyarakat Indonesia antara lain sebagai berikut. 
a. Kearifan lokal dalam karya-karya masyarakat, contohnya pada seni tekstil di Indonesia. Masyarakat Jawa mempunyai batik yang menjadi ciri khas dan pujian Indonesia. Tidak hanya motifnya yang indah, namun di balik motif tersebut tersimpan makna yang mendalam. Motif-motif batik tersebut berisi nasihat, harapan, dan doa kepada Tuhan. 
b. Kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam, kearifan lokal mengajarkan kita untuk tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan. Tentunya hal ini bukan tanpa maksud, melainkan biar keberlanjutan hidup dan diri kita sendiri terus terjaga. 
c. Kearifan lokal dalam mitos masyarakat, mitos terhadap pohon-pohon keramat banyak dijumpai di banyak sekali wilayah Indonesia. Disadari atau tidak, mitos ini sangat membantu keseimbangan alam. Pohon besar secara ilmiah memang menyimpan cadangan air tanah dan penyedia oksigen. Begitu pun mitos terhadap binatang yang dianggap keramat turut menyumbang pelestarian binatang dari kepunahan. 
d. Kearifan lokal dalam bidang pertanian, nenek moyang kita telah mengembangkan sistem pertanian yang ramah lingkungan dan diubahsuaikan dengan kondisi lingkungan, contohnya sistem pertanian Nyabuk Gunung di Jawa Tengah dan Mitracai di Jawa Barat. 
e. Kearifan lokal dalam kisah budaya, petuah, dan sastra, contohnya suku Melayu populer dengan seni sastranya. Lewat seni sastra suku Melayu menggambarkan kearifan lokal yang wajib dijunjung tinggi.


Sumber
 http://iso3link.blogspot.com
https://krissanti-dewi.blogspot.com/2018/05/bab-4-kearifan-lokal-dan-pemberdayaan.htmlhttps://krissanti-dewi.blogspot.com/2018/05/bab-4-kearifan-lokal-dan-pemberdayaan.html


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BENTUK KEARIFAN LOKAL

POTENSI KEARIFAN LOKAL DI INDONESIA

BENTUK PERUBAHAN SOSIAL BERDASAR PROSES DAN SIFAT

STRATEGI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DITENGAH PENGARUH GLOBALSASI

Pengaruh gobalisasi terhadap kearifan lokal di Indonesia

FAKTOR PERUBAHAN SOSIAL

BATASAN PERUBAHAN SOSIAL

Berbagai Kearifan Lokal di Indonesia dan Pengaruh Globalisasi, Arus Informasi, dan Teknologi dalam Keragaman